MENGAPA HARUS PUASA DI BULAN RAMADAN ?
Momentum paling berharga bagi umat muslim ialah datangnya bulan suci Ramadan. Mengapa demikian, karena bulan Ramadan adalah bulan yang memiliki banyak keutamaan, yang mana keutamaan tersebut tidak bisa kita temukan di bulan lainnya. Di bulan Ramadan Allah Swt memberi kesempatan kepada umat muslim untuk memperbanyak ibadah, karena pada bulan ini Allah Swt melipat gandakan pahala bagi orang yang rajin beribadah. Maka sangatlah beruntung bagi orang-orang yang dapat merasakan indahnya bulan suci Ramadan.
Sangatlah banyak ayat dan hadist Nabi Saw yang menjelaskan tentang keutamaan-keutamaan yang terdapat dibulan ini, dan diantara banyaknya keutamaan-keutamaan bulan ini diwajibkannya puasa lah yang menjadi main highlight bagi umat muslim. Sehingga merupakan keharusan bagi seorang muslim untuk menjalakannya.
Namun, sebagian orang bertanya-tanya mengapa harus puasa, dan mengapa puasa itu diwajibkan di bulan Ramadan, dan bahkan sebagian dari mereka ber-statement bahwa kenyataan di lapangan saat menjalankan puasa tubuh kita menjadi lemas tak bertenaga disebabkan puasa itu, dan itu berarti puasa bukan berdampak positif melainkan berdampak negatif bagi tubuh kita.
Oleh karena itu, melalui artikel singkat ini penulis akan mencoba untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan dalil-dalil baik berupa naqli maupun aqli.
Puasa (الصوم) maknanya secara bahasa adalah menahan (الإمساك).
Sedangkan makna puasa secara istilah:
هو التعبد لله تعالى بالإمساك بنية: عن الأكل، والشرب، وسائر المفطرات، من طلوع الفجر الثاني إلى غروب الشمس، من شخص مخصوص، بشروط مخصوصة
“Ibadah kepada Allah ta’ala yang disertai niat, dengan cara menahan diri dari makan, minum dan seluruh pembatal puasa, sejak terbit fajar kedua sampai terbenam matahari, yang dilakukan oleh orang yang tertentu dengan syarat-syarat yang tertentu.”[1]
Sehingga secara singkat puasa merupakan suatu ibadah yang disertai dengan niat, dengan cara menahan makan dan minum dimulai sejak terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari dan dilakukan oleh orang memenuhi kretiria untuk menjalakannya diantaranya yaitu muslim, baligh, berakal, mampu, muqim dan tidak memiliki penghalang-penghalang.
Puasa Ramadan adalah salah satu rukun Islam dan hukumnya wajib berdasarkan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah dan ijma’ (kesepakatan seluruh ulama).
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
يأَيُّهَا الَّذِينَءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” [Al-Baqoroh: 183].
Dalam kitab Aisarut Tafasir bahwa penafsiran ayat ini berkenaan ketika Rasulullah ﷺ berhijrah ke Madinah dan menjadi negeri Islam, maka syariat mulai turun dan berkelanjutan. Pada ayat-ayat sebelumnya telah disebutkan hukum mengenai qishash, wasiat, dan muraqabatullah dalam melaksanakan hukum-hukum tersebut. Lantas di antara hal yang dapat mewujudkan ketakwaan seorang muslim adalah dengan berpuasa. Maka Allah Ta’ala menurunkan kewajiban puasa pada tahun kedua hijriah, seraya menyeru umat muslim dengan label keimanan, “Wahai orang-orang yang beriman” dan memberitahukan mereka bahwa Dia mewajibkan puasa kepada mereka, sebagaimana telah diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya (كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ ) “diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada umat-umat sebelum kalian”. Lantas Allah Ta’ala menyebutkan alasan turunnya kewajiban itu dengan firman Nya “Agar kalian bertakwa” yaitu menyiapkan kalian agar bertakwa dengan melaksanakan perintah-perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya, karena dalam ibadah puasa terdapat pengawasan dari Allah Ta’ala.[2]
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda,
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ، شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ الله، وَإِقَامِ الصَّلَاةِ، وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصَوْمِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Islam dibangun di atas lima rukun: Syahadat Laa ilaaha illallaah dan Muhammad Rasulullah, menegakkan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadan dan berhaji ke baitullah.” [3]
Dewasa ini, sebagian orang beranggapan bahwa puasa di bulan Ramadan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh kita. Namun, siapa sangka bahwa diwajibkannya berpuasa dibulan Ramadan sangat berdampak baik bagi tubuh kita karena alat perncenaan kita diberikan waktu untuk work break setelah setahun penuh berkerja. Dilansir dari www.alodokter.com bahwa beragam manfaat yang kita dapatkan dari berpuasa diantanya:
- Menurunkan berat badan
- Menjaga kesehatan jantung
- Mengurangi risiko terkena diabetes
- Mengurangi risiko munculnya kanker
- Menjaga kesehatan mental
Namun, perlu diingat Ketika berpuasa, tubuh mengalami perubahan sesuai dengan lama waktu berpuasa. Untuk menyerap nutrisi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi,tubuh membutuhkan waktu sekitar 6–8 jam. Ini artinya, tubuh mampu berpuasa bila diberi asupan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, penting untuk makan sahur yang bergizi sebelum menjalani puasa dari terbit hingga tenggelamnya matahari.
Bukan hanya berdampak positif pada kesehatan jasmani saja, puasa juga memberikan dampak positif terhadap kesehatan rohani seseorang. Karena makna puasa bukan hanya tentang menahan makan dan minum, akan tetapi seorang muslim juga diperintahkan untuk menahan diri dari segala perbuatan buruk. Berikut beberapa dampak positif puasa terhadap kesehatan rohani:
- Menenteramkan Hati dan Menenangkan Pikiran
- Keimanan Meningkat
- Meningkatkan kualitas kesabaran
- Menumbuhkan kecerdasan spiritual
Itulah beberapa dampak positif atau manfaat puasa bagi kesehatan ruhaniyyah dan tentunya masih banyak lagi. Karena memang, sentuhan puasa itu langsung terhubung pada pusat roahani manusia yaitu hati (qalb ).
Tujuan Allah Swt mewajibkan puasa di bulan Ramadan tidak lain dan tidak bukan adalah untuk kebaikan kita. karena Allah Swt dalam mewajibkan sesuatu pasti Allah Swt menyelipkan hikmah didalamnya baik secara tersirat maupun tersurat. Pada perintah puasa ini pun kita dapat menemukan banyak manfaat yang telah terbukti melewati penelitian para ahli dan hasil penelitian itu bukanlah batas bagi manfaat puasa. Namun, masih banyak lagi manfaat-manfaat yang belum diketahui manusia. Oleh karena itu, marilah kita laksanakan perintah puasa itu dengan ikhlas dan penuh khidmat.
Referensi
[1] [Ash-Shiyaamu fil Islam, hal. 8]
[2] https://tafsirweb.com
[3] Shahih Muslim, Kitabul Iman, Bab Bayanu Arkanil Islam, no.16
Ahmad Maulidin
Santri asal Probolinggo, Jawa Timur