Profesionalisme dalam Beraktifitas

Profesionalisme adalah tingkah laku, kepakaran atau kualiti dari seseorang yang profesional. Sifat atau tingkah laku ini sejatinya merupakan salah satu ajaran dasar syariat. Betapa tidak? Rasulullah saw mewasiatkan kepada umatnya yang ingin menyembelih hewan kurban agar profesional dalam caranya. Sabda Rasulullah saw :

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَةَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ وَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat baik terhadap segala sesuatu. Jika kalian hendak membunuh, maka bunuhlah dengan cara yang baik. Jika kalian hendak menyembelih, maka sembelihlah dengan cara yang baik. Hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah hewan yang akan disembelih.” (HR. Muslim)

Bayangkan, pada hal yang sederhana seperti menyembelih hewan saja syariat memberikan tuntunan yang sangat jelas dan tegas, bahkan tidak boleh didahulukan dengan menyiksa hewan sembelihan. Maka kalimat ihsan dalam hadits tersebut memiliki substansi yang sama dengan profesionalitas. Ihsan bukan hanya kebaikan, tetapi tingkah laku atau sifat yang skill full dalam suatu pekerjaan. Al-Quran menyatakan :

ٱلَّذِيٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقَهُۥۖ

Yang memperindah segala sesuatu yang Dia ciptakan… (QS. As-Sajdah : 7).

Segala ciptaan Allah swt diciptakan dengan ihsan, bukan hanya sekedar jadi tetapi juga sangat indah. Maka segala buah pekerjaan yang dilakukan dengan ihsan bukan hanya sekedar selesai, tetapi juga akan menghadirkan hasil yang indah, inilah profesionalitas dalam bekerja. Berbanding terbalik dengan kerja yang tidak profesional, mungkin tetap jadi, tetapi hasilnya mestilah jauh dari kata memuaskan apalagi indah, dan inilah yang sayangnya seringkali terjadi pada pekerjaan bangsa kita.

Misalnya perbaikan jalan atau drainase yang cepat sekali rusak karena hasilnya berbeda dengan spek yang sudah ditetapkan, atau mungkin sesuai dengan speknya tetapi justru penentuan speknya inilah yang kurang profesional. Yang terjadi adalah hasilnya bukan hanya tidak indah, tetapi penggunaannya pun tidak lama, sehingga selalu saja ada perbaikan. Inilah akibat absennya sifat ihsan (profesionalitas) bekerja.

Selain kata ihsan, syariat pun memerintahkan agar suatu urusan itu diserahkan pada orang yang amanah.

إن الله يأمركم أن تؤدوا الأمانات إلى أهلها

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampikan amanah kepada yang berhak menerimanya” (QS. An-Nisa:58).

Amanah ini juga memiliki substansi yang sama dengan profesionalitas. Amanah disini bukan seperti pemahaman pada umumnya, yaitu menyampaikan sesuatu pada pemiliknya. Tetapi memberikan suatu urusan kepada ahlinya, yang profesional di bidangnya. Jika tidak maka pasti urusan itu akan hancur. “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah saat kehancurannya”.

Urusan agama diserahkan pada yang bukan ahli agama mesti agama akan hancur, sebagaimana bangunan itu diserahkan kepada yang bukan insinyur pasti cepat rubuh. Tetapi boleh jadi meskipun ahli agama tetapi justru mempermainkan agama, ini akibat kehilangan ihsan, sejatinya profesional tetapi akibat kehilangan rasa diawasi oleh Allah swt akhirnya ia menukar agama untuk kepentingan duniawi.

Indonesia dihuni oleh populasi muslim terbesar dunia, jangan sampai ada suara sumbang mengatakan “Jangan seperti Indonesia, karena banyak muslim, maka segala sesuatu tidak ada yang profesional, dari rakyat sampai ke elitnya. Jadilah kong hu chu, negaranya maju, etos kerja tinggi dan profesional”. Profesionalitas muslim Indonesia akan membeti citra bagi bangsa ini baik dan buruknya.

Dai di CariUstadz.id | + posts

Khatib Masjid Bayt Al-Quran, Alumnus PKM-PSQ, Member

Mukhrij Sidqy

Khatib Masjid Bayt Al-Quran, Alumnus PKM-PSQ, Member